BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebagaimana
manusia, untuk kelangsungan hidupnya, tanaman juga memerlukan nutrisi. Nutrisi
yang dibutuhkan tanaman/tumbuhan dapat dilacak antara lain dengan komposisi
kimia penyusun suatu tanaman/tumbuhan tersebut, karena selain sebagian besar
masa organic suatu tumbuhan berasal dari CO2 udara , juga tergantung pada kekurangan
nutrient tanah dalam bentuk air dan mineral.
Hasil
analisis terhadap berat kering tumbuhan menunjukan bahwa secara umum, komposisi
tumbuhan terdiri atas:
·
95% berupa bahan
organik, dalam bentuk:
1. karbohidrat termasuk
sellulosa dari dinding sel
2. senyawa sulfur,
nitrogen dan fosfat
·
5% berupa bahan
anorganik (50 unsur kimia)
Berdasarkan
banyak sedikitnya jumlah kebutuhan unsure nutrient tumbuhan, maka nutrient
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu makro nutrient dan mikro nutrient.
Tumbuhan
paling sedikit memerlukan Sembilan makro nutrient, yaitu: C,O,N,S, P, K, Ca,
dan Mg; serta delapan miro nutrient, yaitu: Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu, Mo, dan Ni..
Apabila
kebutuhan nutrient tanaman tidak terpenuhi, maka tanaman akan menunjukan gejala
kekurangan , yang wujudnya berfariasi tergantung pada fungsi dan mobilitas dari
unsure tersebut. Kekurangan suatu nutrient yang mobil, biasanya lebih berpengaruhpada
organ tumbuhan yang lebih tua, daripada organ tumbuhan yang lebih muda.
Sebaliknya kekurangan nutrient yang inmobil, biasanya lebih nampak pada bagian
tumbuhan yang lebih muda, dibandingkan pada bagian tumbuhan yang lebih tua.
Dalam upaya mengoptimalkan kebutuhan nutrientnya, seringkali tanaman melakukan
adaptasi khusus, misalnya untuk memenuhi kebutuhan unsure nitrogen, tanaman
legum melakukan simbiosis dengan bakteri
Rhyzobium dalam bentuk simbiosis mutualisme yang menguntungkan kedua belah pihak.
Adaptasi tersebut disebut juga adaptasi nutrisional.
BAB
II
NUTRISI
2.1. Defenisi nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan
zat makanan oleh tubuh tumbuhan yang
bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk aktivitas
tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit.
Tumbuhan
memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang,
dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan
gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu
banyak dapat menimbulkan masalah.
Beberapa hipotesis tentang nutrisi
pada tanaman:
1. Aristoteles
Zat-zat untuk pertumbuhan adalah tanah
1.
Jean Baptiste Van Helmont (Fisikawan Belgia,
Abad 17)
Biji ditanam dalam pot
yang mengandung tanah 90,9 kg, disirami secara teratur,
5 tahun kemudian berat pohon menjadi 76,8 kg tanah yang hilang hanya
0,06 kg. Tanaman tumbuh baik karena air yang diberikan secara teratur setiap
hari
2. Stephen Hales (Ahli Fisiologi Inggris abad 18):
Tumbuhan diberi makan
sebagian besar oleh udara.
Kesimpulan Tumbuhan :
1) Mengekstraksi
air dan mineral dari dalam tanah
2) Mengabsorpsi
O2 & CO2 dari udara.
Pengambilan Nutrien oleh Tumbuhan
(Gambar 1) :
•
Akar mengabsorpsi air
(H2O) dan mineral dari tanah.
•
Mikorhiza dan bulu akar
sangat menambah luas permukaan absorpsi. Karbondioksida (CO2),
sumber karbon untuk fotosintesis, berdiffusi ke dalam daun dari udara
sekitarnya melalui stomata.
•
Tumbuhan juga
memerlukan O2 untuk respirasi sellular, walaupun tumbuhan
menghasilkan O2 hasil fotosintesis.
•
Dari nutrien anorganik
ini tumbuhan dapat memproduksi semua kebutuhan bahan organiknya sendiri.
2.2. Fungsi dan
penggolongan nutrisi
A.
NUTRIEN
MINERAL
Nutrien
mineral yaitu unsur kimia esensial yang
diabsorpsi dari dalam tanah dalam bentuk ion anorganik. Nutrien mineral dari
tanah hanya memberikan sumbangan yang kecil untuk keseluruhan massa dari
tumbuhan tersebut,80-85% dari tumbuhan herbacious
(yang mengandung sedikit lignin) terdiri dari air yang diakumulasi di dalam
vakuola sentral selnya.
Air
yang diabsorpsi :
·
10% digunakan tumbuhan, dengan fungsi
n Untuk
pelarut
n Perpanjangan
sel
n Menjaga
suhu tanaman
n Membantu
proses metabolisme
n Menyangga
turgiditas sel.
·
90% hilang melalui transpirasi
n 90%
melalui stomata
n 10%
melalui kutikula dll.
Kadar air
tumbuhan dapat diukur dengan mengurangkan berat materi tumbuhan sebelum dan
sesudah dikeringkan, sampai mencapai berat konstan.
Komposisi Kimia Berat Kering
Tumbuhan:
- 95% berupa bahan organik, dalam
bentuk:
- Karbohidrat
(termasuk Sellulosa dari dinding sel)
- Senyawa sulfur,
nitrogen dan fosfat
- 5% berupa bahan anorganik (50
unsur kimia)
B. NUTRIEN ESSENSIAL
Nutrien essensial adalah unsur yang
dibutuhkan tanaman dengan kriteria:
1. Tanpa
zat hara tersebut tanaman tidak dapat memenuhi siklus hidupnya
2. Zat
hara tersebut tidak dapat digantikan oleh zat hara lainnya
3. Persyaratan
tersebut harus berlaku untuk semua tanaman
Cara
penelusuran unsur/nutrien essensial:
Ø Kultur
hidroponik
Ø Analisis
bahan kering tumbuhan
Menggunakan Kultur Hidroponik untuk
Mengidentifikasi Nutrien Essensial (Gambar 2)
ª
Seorang peneliti
merendam perakaran tumbuhan di dalam larutan berbagai mineral yang
konsentrasinya diketahui.
ª
Dengan menambahkan
udara ke dalam air menyediakan oksigen bagi akar untuk respirasi selluler.
Sebuah mineral tertentu, seperti misalnya kalium, dapat dihilangkan dari media kultur untuk mengetahui
apakah itu essensial bagi tumbuhan.
ª
Apabila elemen yang dihilangkan
dari larutan mineral merupakan sebuah nutrien essensial, maka larutan yang
tidak lengkap itu akan menyebabkan tumbuhan menjadi abnormal penampilannya bila dibandingkan dengan kontrol yang
ditumbuhkan pada media mineral yang lengkap.
ª
Gejala yang paling umum
dari kekurangan mineral adalah pertumbuhan yang kerdil dan daun yang klorosis.
C.
NUTRIEN MAKRO
Makro Nutrisi memiliki 9 unsur,
diantaranya :
n Makro
nutrien adalah nutrien yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif
besar.
n Terdiri
dari:
§ Makro Nutrien Mayor
(6 unsur)
(Bahan
baku utama pembentuk senyawa organik), yaitu: C, O, H, N, S dan P
Nitrogen
(N)
Sebagai
unsur kimia dan komponen utama yang penting dalam tanaman, protoplasma sel
mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi, dan juga merupakan unsur pokok
protein, asam amino, almida dan alkolida. Klorophil juga mempunyai unsur
nitrogen, jika dalam keadaan dibawah optimal ada kecendrungan nitrogen akan
ditransfer ke jaringan yang lebih muda, yang secara fisiologis merupakan daerah
aktif titik tumbuh.
Sulfur (S)
Sulfur
sangat penting dalam pembentukan minyak pada tanaman, seperti halnya sulfur dan
nitrogen, adalah pembentuk asam amino
Sulfur Sangat mirip dengan Nitrogen
jika dibandingkan dengan nutrient essensial tanaman lainnya, dan kekurangan
unsur sulfur pun sangat mirip dengan
Fosfor
(P)
Fosfor
adalah komponen asam nukleat, yang berfungsi untuk mengatur proses
perkembangan, defisiensi unsur ini akan menghambat pertumbuhan, dan juga
mempengaruhi pertumbuhan akar. Fosfor juga merupakan komponen berbagai system
fisiologis yang berhubungan dengan nutrisi dan respirasi dan juga mempengaruhi
pemasakan buah, dan elemen ini dibutuhkan dalam jumlah yang cukup untuk
efisiensi penggunaan nitrogen.
Fosfor
mempunyai peranan penting dalam pemecahan karbohidrat dan makanan lainnya yang
dihasilkan akibat proses fotosintesis dalam tanaman. Kekurangan fosfor akan
menghambat fotosistesis dan membatasi kemampuan tanaman untuk memproduksi
karbohidrat, peranan fosfor dalam proses pertumbuhan tanaman sebagai berikut :
a. Stimulasi pertumbuhan awal akar dan
perkembangannya
b. Mempercepat tanaman untuk
menghasilkan
c. Produksi buah dan biji.
§ Makro Nutrien Minor,
yaitu: K, Ca, dan Mg.
Kalium (K) Kalium mempunyai pengaruh dalam proses fisiologi
antara lain
a. Pembelahan sel
b. Formasi fotosintesis dari
karbohidrat
c. Reduksi nitrat dan mengubah hasil
sistesis menjadi protein
d. Aktifitas enzim
Kalsium (Ca)
Fungsi
utama dari kalsium adalah sebagai komponen dinding sel. Dinding sel ini
mempunyai daerah meristimatik dan ini sangat penting untuk pertumbuhan akar
yang baik, dalam fisiologi sel kalsium cenderung mengatur atau menghambat
aktivitas kalium, dan kalsium dapat juga mempengaruhi penyerapan nitrogen
Fungsi Kalsium dalam tanaman adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pembentukan awal akar
dan pertumbuhan
b. Meningkatkan kekuatan tanaman secara
umum
c. Mempengaruhi jumlah pegambilan bahan
makanan pada tanaman
d. Menetralisasi produksi racun dalam
tanaman.
e. Meningkatkan produksi biji dan benih
f. Meningkatkan kandungan kalsium
makanan.
Magnesium (Mg)
Sebagai
salah satu komponen dri sejumlah system enzym, magnesium juga mempunyai fungsi
vital dalam pembentukan klorophil
Fungsi Magnesium dalam tanaman adalah sebagai berikut
a. Bagian essential dari klorophil
b. Mengatur pengambilan unsur hara
tanaman lainnya
c. Sebagai pembawa fosfor dalam tanaman
d. Membantu pembentukan minyak dan
lemak dll
D.
NUTRIEN MIKRO
Mikro Nutrien memiliki 8 unsur,
diantaranya :
n Mikro
nutrien adalah nutrien yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sangat
kecil, yaitu:
Fe,
Cl, Cu, Mn, Zn, Mo, B, dan Ni
n Mikro
nutrien diperlukan dalam jumlah sedikit sebab fungsi utama mikro nutrient adalah:
1. sebagai kofaktor reaksi enzymatis.
Fe merupakan komponen metalik dari sitokrom
2. sebagai katalitik
Mo
(Molibdenum) dibutuhkan hanya satu atom untuk setiap 16 juta atom hidrogen dalam bahan tumbuhan kering.
n Kekurangan
mikro nutrien dapat melemahkan bahkan mematikan tanaman
Elemen mikro atau mikronutrien adalah elemen yang penting, dan
dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan kecil untuk menjalankan fungsinya yang
penting dalam tubuh tanaman. Beberapa fungsi elemen mikro dalam system enzyme
tanaman sebagai elemen pembentuk anion (Boro dan Molibdenum) juga pembentuk
unsure kation (tembaga). Beberapa diantaranya dalam proses oksidasi – reduksi
dalam metabolisme tanaman beberapa diantaranya dibutuhkan dalam memproduksi
klrorophil, Unsur mikro diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mangan (Mn)
Fungsi umumnya adalah sebagai katalis untuk berbagai system enzyme.
Mangaan bersifat antagonistic dengan besi, jumlah berlebihan dari salah satu
unsur akan menyebabkan munculnya gejala defisiensi dari unsur lainnya, tetapi
interaksi elemen ini dengan mikronutrien lainnya mungkin menguntungkan.
2. Besi (Fe)
Klorosis kerena defisiensi zat besi pada tanaman menunjukan fungsi
elemen ini dalam pembentukan klorophil, walaupun bukan elemen pembentuk yang
sebenarnya, zat besi juga berfungsi sebagai katalis dalam sistem enzym
pernapasan dan oksidasi, dan terlibat dalam reduksi nitrate menjadi amonia.
Secara umum pergerakan dan kelarutan dalam tanaman adalah terbatas, terutama
jika jumlah Mangaan dan Fosfor tinggi, jumlah kalium rendah dan cahaya yang
sangat terang
3. Seng (Zn)
Seng dibutuhkan untuk metabolisme protein dan berperan dalam
pembentukan klorophil
4. Tembaga (Cu))
Tembaga penting sebagai koenzym yang dibutuhkan untuk mengaktifkan
beberapa enzym tanaman, juga terlibat dalam pembentukan klorophil. Penyerapan
tembaga berlawanan dengan penyerapan zat besi. Jumlah tembaga yang terlalu
kecil menyebabkan zat besi terakumulasi dalam tanaman, dan jumlah tembaga yang
terlalu banyak menyebabkan gejala klorosis yang terjadi hampir disetiap
pertumbuhan baru, karena tembaga relatif tidak mobil.
5. Molibdenum
Molibdenum penting dalam simbiosis fiksasi nitrogen dalam reduksi
nitrogen nitrat menjadi bentuk amino, oleh sebab itu defisiensi molibdenum
dapat menyebabkan defisiensi nitrogen dalam tanaman.
6. Boron
Banyak pertumbuhan vegetatif yang abnormal disebabkan defisiensi
boron, dan jika kelebihan elemen ini menunjukan gejala keracunan, interaksi
elemen ini dengan elemen mikro lainnya dimana ada ketidak seimbangan dapat
mengganggu perkembangan bibit.
1.
Makronutrien.
Makronutrien
adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak, yaitu
nitrogen, kalsium, potasium, sulfur, magnesium, dan fosfor.
TABEL MAKRO
NUTRIEN
Unsur
|
Bentuk yang tersedia bagi tumbuhan
|
Fungsi utama
|
Karbon (C)
|
CO2
|
Komponen utama dari senyawa organik tumbuhan
|
Oksigen (O)
|
CO2; H20
|
Komponen utama dari senyawa organik tumbuhan
|
Hidrogen (H)
|
H2O
|
Komponen utama dari senyawa organik tumbuhan
|
Nitrogen (N)
|
NO3; NH4
|
Komponen dari asam nukleat, protein, hormon, klorofil, dan koenzym
|
Sulfur (S)
|
SO4
|
Komponen dari protein, koenzym
|
Fosfor (P)
|
H2PO4; HPO4
|
Komponen dari asam nukleat, fosfolipid, ATP dan beberapa koenzym
|
Kalium (K)
|
K
|
Kofaktor dalam sintesis protein, mengatur keseimbangan air, membuka dan
menutup stomata
|
Kalsium (Cl)
|
Ca
|
Pembentukan, pembuatan dan keestabilan dinding sel, mengatur struktur dan
permeabilitas membran, aktivator beberapa enzim, regulator respon sel
terhadap stimulus.
|
Magnesium (Mg)
|
Mg
|
Komponen ddari klorofil, aktivator banyak enzim
|
2.
Mikronutrien
Mikronutrien
adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit, seperti
besi, boron, mangan, seng, tembaga, klor, dan molybdenum.
TABEL
MIKRONUTRIEN
Unsur
|
Bentuk yang tersedia bagi tumbuhan
|
Fungsi utama
|
Klor (Cl)
|
Cl
|
Diperlukan pada tahap penguraian air dalam
fotosintesis, mengatur keseimbangan air
|
Besi (Fe)
|
Fe; Fe
|
Komponen dari sitokrom, aktivator beberapa enzim
|
Boron (B)
|
H2BO3
|
Kofaktor dalam sintesis klorofil, terlibat dalam
transport karbohidrat dan sintesis asam nukleat
|
Mangan (Mn)
|
Mn
|
aktiv dalam pembentukan asam amino, aktivator beberapa
enzim, diperlukan dalam tahapan penguraian air dalam fotosintesis
|
Seng (Zn)
|
Zn
|
Aktiv dalam pembentukan klorofil, aktivator beberapa
enzym
|
Kuprum (Cu)
|
Cu; Cu
|
Komponen dari banyak enzym, reaksi redoks dan
biosintesis lignin
|
Molibdunum (Mo)
|
MoO4
|
Essensial untuk fiksasi nitrogen, kofaktor dalam
reduksi nitrat
|
Nikel (Ni)
|
Ni
|
Kofaktor enzym yang berfungsi dalam metabolisme
nitrogen
|
Baik
makro dan mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui tanah. Akar tumbuhan
memerlukan kondisi tertentu untuk dapat mengambil nutrisi-nutrisi tersebut dari
dalam tanah. Pertama, tanah harus lembap sehingga nutrien dapat diambil dan
ditransport oleh akar. Kedua, pH tanah harus berada dalam rentang dimana nutrien dapat
dilepaskan dari molekul tanah. Ketiga, suhu tanah harus berada dalam rentang
dimana pengambilan nutrien oleh akar dapat terjadi. Suhu, pH, dan kelembapan
optimum untuk tiap spesies tumbuhan berbeda. Hal ini menyebabkan nutrien tidak
dapat dipergunakan oleh tumbuhan meskipun nutrien tersebut tersedia di dalam
tanah. Pertumbuhan tanaman
tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh
faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara
esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan
menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan
terhambat. Berdasarkan
jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan
unsur hara mikro.
2.3. Gejala kekurangan
nutrisi
No
|
unsur
|
Fungsi
|
Sifat
|
Gejala
|
1
|
Mg
|
Bahan pembentuk
klorofil
|
mobil
|
Daun
kuning(klorosis), pertama kali terlihat pada daun yang lebih tua
|
2
|
Fe
|
Kofaktor dalam satu
langkah pembentukan klorofil
|
inmobil
|
Daun kuning(klorosis),
pertama kali terlihat pada daun yang lebih muda
|
Kekurangan
salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman
tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan
dan banyak pula tanaman yang mati muda.
Gejala
kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada
jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan
tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya
pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan
fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada
daun-daunnya.
Bila tidak ada
faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat
sebagai berikut:
1.
Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
a. Warna daun
hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung
daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap,
sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati
dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah
kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembangan
buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya
d. Dapat menimbulkan
daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun
sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e. Dalam
keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah
terus ke bagian atas
2.
Kekurangan unsur hara Fosfor (P)
a. Terhambatnya
pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
b. Warna daun
seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula
terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun,
cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi
kuning.
c. Hasil
tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak
jelek dan lekas matang
3.
Kekurangan unsur hara Kalium (K)
Defisiensi/kekurangan
Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang
ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun
berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung)
dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata.
Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini
tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak
bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh
sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya
lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh
tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d. Pada tanaman
kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman
berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah
Khusus untuk
tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Daun
a. Daun
Daun tanaman
padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-bintik
yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada
bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti
terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun
tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke
arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air
b. Batang
Batang tanaman
padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus. Dan kebanyakan
varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah rebah
c. Akar
Pertumbuhan
akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan
akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang dan akar
rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan akar.
d. Bulir dan
Malai
Pertumbuhannya
akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang tinggi. Sedang
jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan rendah, bulir-bulir padi
akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir
akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa
bertambah.
4. Kekurangan unsur
hara Kalsium (Ca)
a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah
tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya
terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian
lemah dan menderita
5. Kekurangan unsur
hara Magnesium (Mg)
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b. Daun-daun mudah terbakar oleh
teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak
yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya
tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak
lemah sekali.
6. Kekurangan unsur
hara Belerang (S)
a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya
a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula
menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau,
seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa
tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
c. Tanaman tumbuh terlambat,
kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan
berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang
menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
7.
Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
Defisiensi
(kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala
pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan
tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat
kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah
ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.
a.
Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat
berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap
berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati
b. Selanjutnya
pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi
kuning dan ada pula yang menjadi putih
c. Gejala
selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak
yang menjadi kering dan berjatuhan
d. Pertumbuhan
tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari
pucuk.
8.
Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)
Gejala
kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada
tanaman, yaitu:
a. Pada
daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi
klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih
b.
Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi
dari tulang
c.
Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis
bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan
ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
d. Pertumbuhan
tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang
dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai
e. Pada tanaman
gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
f. Pembentukan
biji-bijian kurang baik (jelek).
9.
Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu)
Kekurangan
unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak
asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pada bagian
daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die
back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati
pula
b. Ujung daun
secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis,
sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
c. Pada tanaman
jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap
dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna
coklat
d. Pada bagian
buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya
didapatkan sejenis perekat (gum).
10.
Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
a. Terjadi
penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
* Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
* Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
* Klorosis
terjadi di antara tulang-tulang daun
* Daun mati
sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian
bawah menuju ke puncak
b. Pada padi
sawah gejala terlihat 2 – 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di
bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka
c. Pada tanaman
jagung gejala terlihat 1 – 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah,
daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke
dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau
d. Pada kacang
tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di
antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun
saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit.
11.
Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
a. Secara umum
daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih
dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi
pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo
b. Pertumbuhan
tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan
mengering.
12.
Kekurangan unsur hara Borium (Bo)
Walaupun unsur
hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, tetapi
kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius.
a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati
a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati
b. Daun yang
baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau
coklat
c. Dapat
menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran, tembakau dan
apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji sama sekali
d. Pada
umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang berwarna
hitam pada umbi
e. Pada tanaman
bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan berwarna hitam
d. Tangkai daun
seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur berwarna coklat.
Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat.
13.
Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
a. Dapat
menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman
sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga
b.
Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala
seperti di atas.
DEFISIENSI UNSUR HARA
·
Defisiensi
N,P dan K
Merupakan problema umum dalam bidang pertanian
·
Defisiensi
mikro nutrien
Lebih tidak umum dan bertedensi karena letak
geografis, karena defisensi mikro nutrien disebabkan oleh komposisi tanah yang
berbeda
·
Perbaikan
untuk tanah defisiensi mikro nutrien
Biasanya diberikan
dalam jumlah sangat kecil. Contoh : defisiensi Zn pada tanaman dapat dipenuhi
dengan menusukkan paku ke dalam batang pohon tersebut. Kalau dosis terlalu
banyak akan beracun.
Kekurangan Magnesium pada Tanaman
Tomat. (Gambar 3) :
•
Warna daun yang
kekuning-kuningan (klorosis) pada daun yang lebih tua adalah akibat dari
ketidakmampuan untuk mensintesis klorofil, yang mengandung magnesium.
•
Magnesium merupakan
bahan pembentuk klorofil, sehingga kekurangan magnesium menyebabkan daun
klorosis.
•
Magnesium bersifat
mobil di dalam tanaman, sehingga gejalanya mulai nampak pada daun yang lebih
tua.
Konfirmasi diagnosis kekurangan
spesifik unsur hara dapat dilakukan dengan cara:
n Menganalisis
kandungan mineral di dalam tumbuhan dan atau
n Menganalisis
kandungan mineral di dalam tanah.
2.4. Adaptasi
Nutrisional
PERANAN
TANAH BAGI NUTRISI TUMBUHAN
Karakteristik
tanah merupakan faktor lingkungan kunci dalam ekosistem terrestrial antara lain
:
n Tekstur tanah, komposisi kimia tanah dan juga iklim
merupakan faktor utama penentu jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di
lokasi tersebut
n Terdapat interaksi antara
tanaman dengan tanah tempat tumbuhnya.
A.
TEKSTUR DAN KOMPOSISI TANAH
Tanah berasal dari hancuran iklim batuan padat, dengan
adanya:
1. Air yang merembes ke dalam celah
tanah
2. Asam
yang larut dalam batuan/tanah
3. Akar yang menembus tanah/batuan.
Ketiga
hal tersebut menyebabkan pecahnya batuan, hasil akhirnya adalah top soil.
Top soil
v Yaitu
lapisan tanah paling atas berupa campuran dari: partikel batuan dari berbagai
tekstur, organisme hidup, dan humus (peninggalan
bahan organik yang sebagian terdekomposisi).
v Satu
sendok teh top soil mengandung sekitar lima ribu juta bakteria
v Top
soil berupa lapisan tanah lainnya yang jelas disebut horizon tanah.
v Tanah
yang paling subur disebut tanah lempung,
tersusun atas:
n Pasir,
n Debu,
dan yang proporsinya sama
n Liat
Horizon Tanah (Gambar 4)
Peneliti
pada gambar 4 sedang memotret sebuah profil vertikal dari tiga lapisan tanah,
atau horizon, di kebun kapas Tennessee.
1.
Horizon A adalah
topsoil, suatu campuran pecahan batuan dari berbagai tekstur, organisme hidup,
dan bahan organik yang lapuk.
2.
Horizon B mengandung
lebih sedikit bahan organik dari horizon A dan lebih kurang kena cuaca.
3. Horizon
C tersusun terutama dari sebagian pecahan-pecahan batuan, berfungsi sebagai
bahan induk untuk lapisan tanah di atasnya.
Partikel halus (liat)
mempunyai permukaan yang luas untuk menahan mineral dan air.
Partikel kasar (pasir)
menyediakan ruang udara yang mengandung O2, untuk respirasi selluler
pada akar.
Organisme tanah
mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah
Cacing tanah
memperbaiki aerasi tanah
R Membuat
lubang
R Menambahkan
lendir: menyatukan partikel tanah yang halus
Bakteri menyuburkan
komposisi mineral tanah
Akar tumbuhan:
•
Mengekstraksi air dan
mineral
•
Mempengaruhi pH tanah
•
Menguatkan tanah dari
erosi
Ketersediaan Air Tanah dan Mineral.
(Gambar 5) :
a. Air Tanah. Suatu tumbuhan tidak dapat
mengekstraksi semua air yang berada di dalam tanah, karena beberapa di
antaranya terikat kuat oleh partikel tanah yang hidrofilik. Air yang terikat
kurang kuat ke partikel tanah dapat diimbibisi
oleh akar.
b. Pertukaran Kation Dalam Tanah. Ion hidrogen di dalam
larutan tanah, membantu menjadikan nutrien tertentu, tersedia bagi tanaman, dengan
menukarkannya dengan mineral bermuatan positif (kation, seperti Ca2+);
yang terikat kuat pada permukaan partikel tanah yang halus yang bermuatan
negatif. Tumbuhan menambah kelompok ion H+ ke dalam tanah dengan dua
cara: Pertama, dengan mengeluarkan H+,
dan kedua, dengan proses respirasi
selluler di dalam akar. Respirasi seluler ini melepaskan CO2
ke larutan tanah, kemudian CO2 bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat (H2CO3). Dissosiasi
dari asam karbonat menambah ion hidrogen ke tanah.
KETERSEDIAAN
AIR TANAH DAN MINERAL
Tidak semua air tanah dapat diekstraksi oleh
tumbuhan.
Air yang tersedia bagi
tumbuhan, biasanya merupakan selapis tipis air yang terikat kurang erat dengan
partikel tanah
Air yang beradhesi
sangat kuat dengan partikel tanah yang hidrofilik, tidak dapat diekstraksi oleh
tumbuhan.
Air yang tersedia bagi
tumbuhan biasanya bukan merupakan air murni, melainkan suatu larutan tanah yang
mengandung mineral terlarut.
Permukaan partikel liat
yang bermuatan negatif, akan mengadhesi kation (K+, Ca2+,
Mg2+) sehingga akan membantu mencegah nutrien mineral dari pencucian
(leaching) dan dari pengeringan (draining away).
Anion seperti ion
nitrat (NO3-), ion fosfat (H2PO4-),
dan ion sulfat (SO4-2) biasanya tidak terikat secara kuat
dengan partikel tanah sehingga cenderung tercuci lebih cepat.
Kation (ion +) jadi
tersedia bagi tumbuhan apabila bertukar dengan ion H+ dari tanah dan
senyawa dalam bentuk asam.
Dari semua unsur
mineral, N merupakan unsur paling sering jadi faktor pembatas dalam pertumbuhan
tanaman dan dalam menghasilkan panen suatu tanaman.
Bagi
tanaman, N merupakan sumber pembentukan:
1).
Asam nukleat,
2).
Protein, dan
3).
Beberapa molekul organik penting lainnya.
Metabolisme
oleh bakteri tanah menjadikan nitrogen tersedia bagi tumbuhan.
Di atmosfir, N berjumlah 80% tapi dalam
bentuk gas N2 yang tidak dapat digunakan langsung oleh tumbuhan.
Nitrogen dapat diserap tumbuhan
dalam bentuk:
1. ammonium
(NH4+)
2. nitrat
(NO3-).
•
N2 dari
udara difiksasi bakteri pemfiksasi N menjadi NH3 (ammonia), kemudian
menjadi NH4+ (ammonium)
•
Bahan organik di dalam
tanah didekomposisi oleh bakteri ammonifikasi menjadi ammonium (NH4+)
•
Ammonium (NH4+)
diubah menjadi nitrat (NH3-) oleh bakteri nitrifikasi
•
Nitrat (NO3-)
sebagian diabsorpsi oleh akar dan sebagian lagi hilang ke udara oleh bakteri
denitrifikasi
Secara
sederhana konversi N2 di udara menjadi ammonia (NH3) reaksinya
sebagai berikut:
•
N2 + 8e-
+ 8 H+ + 16 ATP ------) 2NH3 + H2 + 16 ADP +
16 Pi
•
Reaksi tersebut
dikatalis oleh enzym nitrogenase.
Sebagian besar spesies tumbuhan
memberikan N dari akar ke bagian tajuk tanaman melalui xylem dalam bentuk
nitrat, asam amino atau senyawa organik
yang telah disintesis di dalam akar, sehingga peran bakteri pemfiksasi N sangat
penting.
Peranan Bakteri Tanah pada Nutrisi
Nitrogen Tumbuhan (Gambar 7) :
•
Ammonium dibuat menjadi
tersedia bagi tumbuhan oleh dua tipe bakteri tanah yaitu : bakteria yang
memfiksasi N2 dari atmosfer (bakteri
pemfiksasi nitrogen), dan bakteri yang mendekomposisi bahan organik (bakteria ammonifikasi).
•
Walaupun tumbuhan
mengabsorpsi beberapa ammonium dari tanah, mereka mengabsorpsinya terutama
dalam bentuk nitrat, yang dihasilkan dari ammonium oleh bakteri nitrifikasi.
•
Tumbuhan mereduksi
kembali nitrat tersebut menjadi ammonium sebelum menggabungkan nitrogen menjadi
senyawa organik. Xylem, mentransportasi nitrogen dari akar ke bagian tajuk
tumbuhan dalam bentuk nitrat, asam amino, dan beberapa senyawa organik lainnya, tergantung
pada spesiesnya.
•
Akan tetapi, nitrogen
itu akan hilang dari siklus lokalnya, ketika mikroba dari tanah yang disebut bakteria denitrifikasi, mengkonversi NO3- menjadi N2;
yang berdiffusi dari tanah ke
atmosfir.
Simbiosis Antara Tumbuhan dengan Mikroba Tanah
Dua
contoh penting
1) Fiksasi N secara simbiotik
antara akar dengan bakteri
2) Simbiosis akar dengan jamur
(mikoriza)
1).
Fiksasi N Secara Simbiotik Antara Akar dengan Bakteri
Akar legum mempunyai
pembengkakan yang disebut nodula yang
tersusun dari sel tumbuhan yang mengandung bakteri pemfiksasi N, yang
termasuk genus Rhizobium.
Legum adalah tanaman
kacang-kacangan seperti : kacang kapri, kacang kedelai, kacang merah dan kacang
tanah.
Hubungan simbiotik antara legum dengan Rhizobium
bersifat mutualistik.
Bakteri mensuplai senyawa N hasil fiksasi
kepada legum dan legum menyediakan
karbohidrat dan senyawa organik hasil fotosintesis lainnya untuk bakteri.
Nodula Akar pada Tumbuhan Legum
(Gambar 8) :
-
Perakaran Tanaman Kacang Kapri. Benjolan pada
akar tanaman kacang kapri ini, mengandung bakteria simbiotik. Bakteria
memfiksasi nitrogen dan memperoleh hasil fotosintesis yang diberikan oleh
tanaman.
-
Bakteroid di Dalam Nodula Akar Kacang Kedelai.
Pada gambar TEM (Transmition Electron Microscope = Mikroskop Elektron
Transmisi) ini, Sebuah sel dari sebuah nodula akar kacang kedelai dipenuhi oleh
bakteroid di dalam vesikel. Sel
di sebelah kiri adalah yang tidak terinfeksi.
Perkembangan Sebuah Nodula Akar Kedelai
(Gambar 9)
1. Akar
memancarkan sinyal kimia yang menarik bakteri Rhizobium. Bakteri kemudian memancarkan sinyal yang menstimulasi
bulu akar untuk memanjang dan untuk membentuk suatu benang infeksi, yaitu dengan cara invaginasi (melengkung dan masuk ke dalam) dari membran plasma.
2. Bakteria,
menembus korteks akar di dalam
benang infeksi. Sel korteks akar dan
perisikel dari stele mulai membelah. Vesikel
yang mengandung bakteria, tumbuh ke dalam sel korteks, dari cabang benang
infeksi tersebut. Membran vesikel berasal dari invaginasi membran plasma sel akar.
3. Perkembangan
berlanjut di dalam daerah terinfeksi dari korteks dan perisikel. Kedua massa
dari sel yang membelah tersebut menyatu, membentuk suatu nodula.
4. Nodula,
akan melanjutkan pertumbuhannya, dan jaringan pembuluh yang menghubungkan
nodula dengan xylem dan phloem dari stele, akan berkembang. Jaringan pembuluh
ini, akan mensuplai nutrien ke nodula dan membawa senyawa nitrogen dari nodula
ke dalam stele untuk didistribusikan ke bagian lain tanaman tersebut.
Fiksasi N
Secara Simbiotik dan Pertanian
•
Adanya fiksasi N secara
simbiotik mengilhami penerapan rotasi
tanaman dalam pertanian.
•
Pada satu tahun pertama
lahan , ditanami tanaman non legum
•
Pada tahun berikutnya
ditanami tanaman legum untuk mengembalikan konsentrasi N ke dalam tanah dengan
cara membajak tanaman legum tersebut sehingga akan terdekomposisi dan berfungsi
sebagai pupuk hijau.
•
Pada tahun berikutnya
ditanami lagi dengan tanaman non legum
Perlakuan
terhadap biji legum
•
Direndam dulu dalam
suatu kultur bakteri Rhizobium
•
Disemprot dengan spora
bakteri Rhizobium sebelum disemaikan
Rotasi Tanaman dan Pupuk Hijau
(Gambar 10) :
Pupuk
hijau yang diberikan sebagai mulsa ke dalam
tanah di kebun Washington State adalah “Sweet clover”, suatu tanaman legum dengan nodula akarnya
yang mengandung bakteria pemfiksasi nitrogen. Setiap tiga tahun sekali, sweet clover ditanam dan tanaman tersebut
kemudian dibajak dari bawah. Hal ini akan menambah struktur fisika tanah dan kandungan
nitrogen tanah, untuk pertumbuhan gandum dan tanaman budidaya lainnya
selama dua tahun lainnya dari
siklus rotasi tanaman. Rotasi tanaman, khususnya sewaktu legum dibuat mulsa
bukan untuk dipanen, akan mengurangi
penggunaan pupuk pabrik.
Biologi
Molekuler Pembentukan Nodula di Dalam Legum
- Akar
mengeluarkan suatu signal kimia dalam bentuk suatu flavonoid khusus yang
hanya dapat dideteksi oleh Rhizobium sebagai partner tumbuhan
tersebut
- Flavonoid
tersebut akan mengaktifkan sebuah protein pengatur gen di dalam Rhizobium
yang disebut D Nod
- D-Nod
yaitu suatu faktor transkripsi, kemudian mengikat sebuah daerah DNA yang
disebut Box-Nod, yaitu yang mengaktifkan transkripsi dari Gen
Nod.
- Hasil
dari gen-Nod, yaitu Enzym Nod, merupakan sebuah enzym
lintasan metabolik.
- Lintasan
metabolik tersebut menghasilkan suatu zat seperti kitin yang
disebut: Faktor-Nod
- Faktor-Nod
berfungsi sebagai signal spesifik antara Rhizobium dengan akar yang
memicu perkembangan benang infeksi oleh akar, dan Rhizobium masuk
membentuk nodula oleh akar.
Biologi Molekuler Pembentukan
Nodula Akar Legum. (Gambar 11) :
1. Akar
mengeluarkan suatu sinyal dalam bentuk suatu flavonoid khusus yang hanya dapat
dideteksi oleh Rhizobium sebagai partner tumbuhan tersebut.
2. Flavonoid
tersebut memasuki Rhizobium, lalu mengaktifkan sebuah protein pengatur
gen di dalam Rhizobium, yang disebut D Nod.
3. D
Nod, yaitu suatu faktor transkripsi,
kemudian mengikat sebuah daerah DNA yang disebut box Nod, yaitu yang
mengaktifkan transkripsi dari gen Nod.
4. Hasil
dari gen Nod yaitu enzym-Nod, suatu enzym lintasan metabolik.
5. Lintasan
metabolik tersebut menghasilkan suatu zat seperti kitin yang disebut faktor
Nod.
6. Faktor
Nod berfungsi sebagai sinyal spesifik antara Rhizobium dengan akar, yang
memicu perkembangan benang infeksi dan nodula oleh akar.
Pembentukan
Nodula Secara Alami
1). Meningkatkan efisiensi fiksasi
N 2). Meningkatkan produksi protein di dalam tanaman.
MIKORIZA
Mikoriza
adalah suatu assosiasi simbiotik antara
akar dengan jamur yang meningkatkan nutrisi tumbuhan
Mikoriza
adalah akar yang bermodifikasi, yang mengandung suatu assosiasi antara jamur
dengan akar, secara simbiosis
mutualistik.
1). Jamur mendapatkan keuntungan
dari lingkungan inangnya berupa suplai gula terus menerus, sebaliknya
2). Jamur menambah areal permukaan
perakaran untuk :
o
Mengambil air
o
Mengabsorpsi secara
selektif fosfat dan mineral lainnya dari tanah dan
Jamur dari Mikoriza juga
a).
Mengeluarkan faktor pertumbuhan yang akan menstimulasi akar untuk tumbuh dan
bercabang
b).
Memproduksi antibiotik yang akan membantu melindungi tumbuhan dari bakteri
patogen dan jamur patogen di dalam tanah.
Mikoriza terbentuk hampir pada
semua tumbuh-tumbuhan. Simbiosis antara tumbuhan dengan jamur ini, merupakan
salah satu dari adaptasi evolusioner
yang membuat kemungkinan suatu tumbuhan untuk tumbuh pada tempat yang pertama kali disinggahinya.
•
Mikoriza telah dikenal
sejak sekitar 100 juta tahun yang lalu
•
Nodula akar legum baru
dikenal sejak 65 – 150 juta tahun yang lalu
Dua tipe
utama dari Mikoriza
- Ektomikoriza
(Ectomycorrhizae)
- Endomikoriza
(Endomycorrhizae)
Ektomikoriza
ª Misseliumnya
(massa dari hifa yang bercabang) dan membentuk seludang tebal yang menyerupai
mantel yang menutupi seluruh permukaan perakaran.
ª Hifa
tumbuh meluas ke dalam tanah dan menambah luas permukaan absorpsi air dan
mineral oleh akar.
ª Hifa
juga tumbuh ke dalam korteks akar membentuk suatu jalinan dalam ruang antar sel yang memfasilitasi
pertukaran antara jamur dengan tumbuhan.
ª Dibanding
dengan perakaran yang tidak terinfeksi, ektomikoriza umumnya lebih tebal, lebih
pendek, dan lebih bercabang-cabang.
ª Ektomikoriza
tidak membentuk bulu akar dan terutama.
ª Biasaya
terdapat pada tumbuhan berbunga seperti Pohon pinus, cemara gabus, kenari dan
familia Eukaliphus lainnya.
Endomikoriza
(Endomycorrhizae)
◘ Tidak memiliki mantel yang tebal yang membalut
akar
◘ Hifa
jamur yang halus tumbuh meluas dari akar menuju ke dalam tanah.
◘ Hifa
juga berkembang ke dalam dengan mencerna potongan kecil dinding sel akar
tumbuhan, sehingga disebut endomikoriza.
◘ Mikoriza
berpenetrasi dengan cara invaginasi pada
membran plasma lalu bercabang-cabang membentuk suatu struktur yang rapat
seperti ikatan / simpul yang disebut arbuskula
◘ Arbuskula
merupakan tempat penting pertukaran nutrien antara jamur dengan tumbuhan
◘ Dengan
mata telanjang, endomikoriza tampak seperti akar normal dengan bulu-bulu
akarnya
◘ Endomikoriza
lebih umum dari ektomikoriza dan ditemukan pada >90%
spesies tumbuhan, termasuk: jagung, gandum, dan kacang-kacangan.
Mikoriza
(Gambar 12) :
a) Ektomikoriza.
Mantel dari misellium jamur membalut akar yang terinfeksi. Hifa
jamur menyebar dari mantel ke dalam tanah, mengabsorpsi air dan mineral,
khususnya fosfat. Hifa yang juga
menyebar ke dalam ruang antar sel korteks akar, memperluas permukaan untuk
pertukaran nutrien antara jamur dengan tanaman inang (SEM=Scanning Electron
Microscope).
b) Endomikoriza. Tidak
terbentuk mantel di sekeliling akar; walaupun secara mikroskopis, hifa dari
jamur menyebar ke dalam tanah. Di dalam korteks akar, jamur tersebut membuat
kontak penyebaran dengan tanaman, melalui percabangan hifa, untuk membentuk arbuskula, berbentuk seperti simpul atau ikatan. Arbuskula yang kelihatan pada penampang melintang korteks
akar ini, membuat luas permukaan yang banyak untuk pertukaran nutrien antara
jamur dengan tanaman inangnya (LM=Light Microscope).
Pentingnya
Mikoriza Bagi Tanaman diantaranya :
a) Akar
dapat berubah bentuk menjadi mikoriza, hanya apabila akar tersebut berhubungan
langsung dengan spesies jamur yang cocok.
b) Pada
sebagian besar ekosistem alami, jamur yang terdapat dalam tanah bersimbiosis
dengan kecambah membentuk suatu mikoriza.
c) Kecambah yang bijinya telah diinfeksi dengan mikoriza
akan tumbuh lebih vigor daripada yang tidak berasosiasi dengan jamur.
Parasitisme
dan Predasi oleh Tumbuhan
a)
Predasi dan parasitisme
adalah: dua tipe adaptasi tumbuhan lainnya yang memperkaya nutrisi melalui
interaksi dengan organisme lainnya.
b)
Tumbuhan parasitik
mengabsorpsi nutrien dari tumbuhan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar