Tanggal
Praktikum : 5 Oktober 2011
Judul
Praktikum 1 : Enzym Amilase
Tujuan Praktikum :
Menunjukan kerja enzym amylase terhadap substrat tertentu dan
pengaruh temperatur tinggi terhadap kerja enzym tersebut
Judul Praktikum 2 :
Enzym Dehidrogenase
Tujuan Praktikum : Mengamati
aktivitas enzym dehidrogenase
Judul Praktikum 3 :
Fotosintesis
Tujuan Praktikum :
Untuk membuktikan pentingnya cahaya dan klorofil dalam proses fotosintesis
dengan jalan melihat perbedaan pembentukkan amilum dalam daun yang tidak
terkena sinar matahari dan daun yang terkena sinar matahari
1.
Enzim
Enzim adalah protein katalitik. Suatu katalis adalah suatu agen
kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi itu.
Dengan tidak adanya enzim, lalu lintas kimiawi melalui jalur-jalur metabolisme
akan menjadi sangat macet. Apa yang menghalangi suatu reaksi spontan, dan
bagaimana suatu enzim mengubah sesuatu itu ?
Setiap reaksi kimiawi melibatkan pemutusan ikatan dan
pembentukan ikatan. Misalnya, hidrolisis sukrosa melibatkan pertama-tama
pemutusan ikatan antara glukosa dan fruktosa dan kemudian pembentukan ikatan
baru dengan suatu atom hidrogen dan suatu gugus hidroksil dari air.
Setiap saat reaksi mengatur ulang atom-atom molekul itu
ikatan-ikatan yang sudah ada dalam reaktan harus diputuskan dan ikatan baru
pada produk akan dibentuk. Molekul reaktan harus menyerap energi dari
sekelilingnya untuk dapat memutuskan ikatannya, dan energi akan dibebaskan
ketika ikatan baru pada molekul produk terbentuk.
Investasi awal energi untuk memulai suatu reaksi dikenal sebagai
energi bebas untuk aktivasi atau energi aktivasi, yang disingkat dengan EA
. Energi ini umumnya tersedia dalam bentuk panas yang di serap oleh
molekul reaktan dari sekelilingnya. Jika reaksi bersifat eksergonik, EA akan
dikembalikan lebih banyak, karena pembentukan ikatan baru akan membebaskan
lebih banyak energi dibandingkan dengan yang diinvestasikan dalam pemutusan
ikatan lama.
Enzim
mempercepat reaksi metabolisme dengan cara menurunkan rintangan energy. Enzim
yang merupakan protein, adalah katalis biologis. Enzim mempercepat reaksi dengan
cara menurunkan energy aktivasi (EA), sehingga ikatan akan dapat
diptuskan pada suhu sedang, sperti yang ditemukan pada sebagian besar organism.
Masing-masing
jenis enzim memiliki tempat aktif yang unik yang berikatan secara spesifik
dengan substratnya, molekul reaktan yang akan diuraikan oleh enzim itu. Enzim
akan mengubah bentuknya sedikt ketika berikatan dengan substrat lain (kecocokan
terinduksi).
Tempat aktif
adalah pusat katalik enzim. Tempat aktif dapat menurunkan energy aktivasi
dengan cara mengorientasikan substrat secara tepat, meregangkan ikatannya, dan
menyediakan lingkungan mikro yang sesuai.
Lingkungan
fisik dan kimiawi sel akan mempengaruhi aktinitas enzim. Sabagai protein, enzim
sangat sensitive terhadap kondisi yang mempengaruhi struktur tiga dimensinya.
Masing-masing enzim mempunyai suhu dan pH optimal. Kofaktor adalah ion atau
molekul yang diperlukan oleh beberapa enzim untuk dapat berfungsi. Koenzim
adalah kofaktor organic. Inhibitor akan menurunkan fungsi enzim. Inhibitor
kompetitif berikatan dengan tempat aktif, sementara suatu inhibitor yang
nonkompetitif berikatan dengan suatu tempat yang berbeda.
A.
Enzim Amilase
I.
Dasar Teori
Amilase (alfa, beta dan glukoamilase) merupakan enzim yang
penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme. saat ini sejumlah
enzim amilae telah diproduksi secara komersial. Penggunaan mikrobia dianggap
lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat menghasilkan dan kondisi lingkungan
dapat dikendalikan.
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon.
Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung,
jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat,
maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi
enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati,
sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen
sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir,
amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat.
Dalam
proses produksi selain bahan baku, maka yang juga perlu diperhatikan adalah
mikrobia yang dipakai dan faktor lingkungan. Parameter-parameter yang perlu
diperhatikan adalah suhu dan lama inkubasi, kelembapan, pH awal, jumlah
inokulum dan sebagainya. Pada akhir fermentasi maka biomass padat yang
dihasilakn dicampur dengan aquadest dan digojog kuat (blender) kemudian
disaring. Ampas yang ada dicampur lagi dengan aquadest dan diperlakukan sama.
filtrat yang diperoleh kemudian disentrifugasi 10.000 rpm selama 15 menit
dan supernatan yang jenrnih digunbakan sebagai sumber enzim kasar.
Sumber enzim kasar dapat diukur aktivitas enzimnya denngan cara campur
enzim dengan larutan soluble starch 1% dalam bufer sodium asetat 0,1 M (pH 6,0)
pada suhu 50 C selama 5 menit. Ukur glukosa yang dihasilkan. Satu unit
aktivitas dijabarkan sebagai jumlah enzim yang memberikan 1 mg glukosa per
menit pada 50 C.
II. Alat dan Bahan
§ Erlenmeyer 500 ml
§ Pipet 10 ml atau 5 ml
§ Tabung reaksi
§ Piring penguji
§ Kecambah kacang hijau
§ Larutan tepung
§ I2KI
III. Cara Kerja
-
Kedalam dua tabung reaksi
masukan ekstrak kecambah kacang, masing-masing sebanyak 5 ml.
-
Salah satu tabung tambahkan
larutan tepung sebanyak 5 ml, lalu kocok sampai benar-benar tercampur.Dengan
periode waktu 2-3 menit kita ambil beberapaa tetes dari masing-masing tabung
penguji dan selanjutnya di uji dengan larutan I2KI.
-
Perhatikan pada tabung
mana larutan tepung tadi menjadi hilang.
IV. Hasil
Pengamatan
Ekstrak Kecambah
Kacang Hijau
|
|
Dipanaskan
|
Tidak dipanaskan
|
Warna memudar lebih lama
|
Warna
memudar lebih cepat
|
V.
Pembahasan
Dari percobaan yang
dilakukan diketahui bahwa ekstrak kecambah kacang hijau yang didinginkan lebih
mudah hilang tepungnya setelah ditetesi larutan I2KI, karena enzim
amilasenya bekerja dengan baik. Sedangkan pada larutan yang dipanaskan lebih
lambat karena enzim amilase yang terdapat dalam larutan tersebut mengalami
denaturasi (kerusakan enzim). Hal ini dipengaruhi oleh suhu, karena suhu
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim. Kecepatan suatu reaksi
enzimatik meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu, sebagian disebabkan
karena substrat akan bertubrukan dengan tempat aktif lebih sering ketika
molekul itu bergerak lebih cepat. Namun demikian, diluar suhu itu kecepatan
reaksi enzimatik akan menurun drastis. Setiap enzim memiliki suhu optimal
dimana laju reaksinya berjalan paling cepat. Suhu memungkinkan terjadinya tubrukan
molekuler paling banyak tanpa mendenaturasikan enzim itu. Sebagian besar enzim
memilki suhu optimal antara 350 - 400 .
VI. Kesimpulan
·
Jadi, dalam
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh suhu.
·
Dalam suhu tertentu
enzim dapat bekerja sangat baik dan jika suhu terlatinggi maka enzim tidak
aktif bahkan bisa terjadi denaturasi.
B.
Enzim Dehidrogenase
I.
Dasar Teori
Enzim dehidrigenase banyak
terdapat pada berbagai sel tetapi bekerja pada substrat yang berbeda. Enzim ini
mengoksidasi substrat dengan melepaskan hydrogen dari substrat. Hidrogen biasa
bereaksi dengan oksigen atau molekul lain .
II.
Alat dan Bahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar