Peta merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan ketika kita
menjelajahi suatu tempat yang baru. Terutama bagi seorang pegiat alam
terbuka. Tapi sebelum itu alangkah baiknya ketika kita mengetahui asal
usul dari peta tersebut
A. Apakah Peta itu ?
Contoh Peta Kontur
Suatu
Peta merupakan penggambaran secara grafis atau bentuk skala
(perbandingan) dari konsep mengenai bumi. Hal ini berarti bahwa peta
merupakan alat untuk menyampaikan informasi mengenai ilmu bumi. Peta
merupakan media yang universal untuk komunikasi sehingga dapat mudah
dipahami dan dimengerti oleh setiap orang dengan mengabaikan budaya dan
bahasa. Sebuah peta merupakan kumpulan gagasan, penggambaran tunggal,
konsep-konsep mengenai ilmu bumi yang secara terus menerus mengalami
perubahan (Merriam, 1996). Seperti apa peta dahulu diketahui,
pengetahuan dasar mengenai peta sama seperti halnya filosofi. Yang mana
sering terdapat perbedaan dengan pemetaan modern. Peta adalah alat yang
digunakan oleh ilmuwan mencurahkan ide-ide dan menyampaikannya untuk
generasi masa depan.
B. Perkembangan Peta
1. Periode Awal
Pemetaan
(Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama
kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk
tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno
sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi
berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar
350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Pemetaan di
Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar
85 – 165 M). Peta dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia lama
dengan pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60° Lintang Utara (N)
sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia menulis sebuah karya besar
Guide to Geography (Geographike Hyphygesis). Dengan meninggalkan
karangan yang dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi yang mendunia sejak
jaman kebangkitannya.
2. Periode Pertengahan
Sepanjang
periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara
pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti
ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang
diorientasikan menuju bagian atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada
abad 12 di Utara Atlantic, secara perlahan menyatukan pemahaman
mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan
lebih praktis dan realistic di wilayah Arab, termasuk daerah
Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan
tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.
3. Periode Kejayaan
Penemuan
alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada
mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta.
Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada
abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik
fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat
perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16. Para Pembuat
peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis
pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk
garis-garis kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini
membutuhkan biaya yang cukup tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan
diplomatic hanya dimiliki oleh pemerintah sebagai dokumen rahasia
negara. Pertama kali Peta Dunia disajikan secara utuh pada awal abad
16, meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari
dunia baru. Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia) menjadi ahli
pembuat peta terkenal pada pertengahan abad 16. Ia mengembangkan
proyeksi silindris yang semakin luas digunakan untuk Navigation Chart
dan Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan sebuah
peta pada tahun 1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian
dikembangkan.
4. Periode Modern
Peta terus berkembang
pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan
menggunakan metode-metode yang ilmiah. Banyak Negara melakukan pemetaan
sebagai program nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia
banyak yang tidak diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan
melajutkan perjalanan Perang Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada
kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan
(Ground Observation). Geographic Information Systems (GIS) muncul pada
periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan
secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan
gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan
Informasigeografi. Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara
fisik dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data geografinya.
Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras computer
(Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna, sistem
kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan
menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi (Nyerges 1993).
C. Apa itu Peta ?
Apakah
peta merupakan penggambaran bumi secara sebenarnya? Bukan! Kesalahan
pengukuran lapangan mempengaruhi ketelitian dan ketepatan. Citra
satelit dan potret udara hanya menggambarkan bagian tertentu dari
gelombang elektromagnetik tampak, karena pengaruh penghalang atmosfer
dan alat pendeteksinya. Tidak semua peta dapat menggambarkan kondisi
fisik, jasad hidup, dan bentuk kebudayaan pada wilayah yang lebih
kecil. Suatu peta hanya dapat menyajikan beberapa informasi yang
terpilih, yang ditampilkan umumnya secara simbol-simbol berdasarkan
beberapa kriteria penggolongannya. Dengan cara ini, semua peta
merupakan penafsiran, penilaian dan penyamarataan (Generalization)
mengenai kondisi bumi yang sebenarnya. Semua peta dibuat menurut dasar
asumsi tertentu, sebagai contoh datum permukaan laut, tidak selalu
benar atau teruji. Sehingga peta apapun dan objek lain buatan manusia
tanpa disadari terdapat penyimpangan, kesalahan penyajian, bias, atau
samasekali salah dan menipu. Walaupun memiliki keterbasatan seperti
ini, peta terbukti sangat bermanfaat dan dapat menyesuaikan hingga
beberapa millennium pada peradaban manusia. Peta dengan segala
bentuknya sangat penting bagi perkembangan masyarakat yang modern.
Kompas
adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan
selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini
bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas
terdiri dari : Badan, tempat komponen lainnya berada
Jarum,
selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan
megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak
terganggu/peta dalam posisi horizontal. Skala penunjuk, merupakan
pembagian derajat sistem mata angin.
Kompas Bidik
Jenis
kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni
kompas bidik (misal kompasprisma) dan kompas orienteering (misal kompas
silva, suunto dll).Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika
digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk
pergerakan dan kemudahan plotingpeta, kompas orienteering lebih handal
dan efisien.
Kompas Orientering
Dalam
memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum,
kompas yang baik adalahkompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah
utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama.
Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang
kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital
dalam navigasi darat. Kompas merupakan alat pedoman untuk menunjukan
arah. Kompas mempunyai pembagian ata angin sebanyak 32 buah dengan
garis pembagian 0° sampai 359°. Pada prinsipnya, kompas bekerja
berdasarkanmedan magnet. Maka kompas dapat menunjukkan kedudukan dari
kutub-kutub magnet bumi.
A. Fungsi dan Kegunaan Kompas
Sudah kita ketahui cara kerja kompas berdasarkan medan magnet. Adapun fungsi utama dari kompasdiantaranya,
- Untuk mencari arah utara magnetis
- Untuk mengukur besarnya sudut kompas
- Untuk mengukur besarnya sudut peta
- Untuk menentukan letak orientasi
B. Macam-Macam Kompas
Begitu
banyak jenis kompas yang ada. Namun, jenis kompas umum digunakan untuk
kegiatan alam bebas atau bernavigasi darat diantaranya :
- Kompas bidik
- Kompas bidik lensa/kaca
- Kompas bidik prisma
- Kompas silva
C. Bagian-Bagian Kompas
Bagian
kompas pada dasarnya harus kita pahami, hal ini dapat menunjang
Penggunaan kompas untuk navigasi. Selain bagian-bagian kompas yang
harus dipahami, kita juga harus mengetahui perawatan maupun penyimpanan
kompas yang baik, karena penyimpanan kompas yang kurang baik dapat
mempengaruhi akurasi kompas.
D. Hal-hal yang mempengaruhi kerja Kompas
Sudah
kita ketahui prinsip cara kerja kompas adalah berdasarkan medan magnet.
Maka kompas sangat rentan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
Magnetis. Oleh karena itu, dalam penggunaan kompas kita harus
menjauhkan dari benda-benda yang mengandung logam seperti, jam tangan,
karabiner, rangka tenda, golok dll.
Kompas adalah alat navigasi
untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas
memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang
navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan,
timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan
sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini
membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan
jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman
pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Alat apa pun yang
memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah
utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap
sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam
matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang
digunakan dengancara mengamati variasi pergerakan jarum. Girokompas
digunakan untuk menentukan utara sejati.
Lokasi magnet di Kutub
Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang
dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi
magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar